Senin, 16 Juni 2014

pada Da

Taukah kau, Da

aku begitu berasa kau buat asing,


mestinya ada aku pada detik-detik senggang mu


Da, aku sedang berkaca pada cermin


meraba-raba kepala yg saban waktu kau sebut keras


entahlah.. Aku begitu tak mau kau abaikan


aku begitu resah kau acuhkan


lalu, Da


harus bagaimana aku padamu?


Bisakah aku kau jadikan sahabat?

Tempat berbual-bual hal-hal konyol dan geli
tempat mengutuk prosa-prosa biadab
atau bahkan tempat lembab bagi hati-hati yang kadang-kadang basah
 

jangan buat aku tiba-tiba kedil, Da
bahkan tak sampai secuil
 

kau yang paling tau
 

lalu,
kau yang paling aku!

June, 2014
ini sajak bukan untuk si *iDa*

Rabu, 04 Juni 2014

Pagi dan Selendang Bali

waktu itu masih terang-terang kuku

tuan tegak di seberang pagar

matanya binar

air muka nya tak jelas

aku tak paham benar

lama ia pandangi sekujurku

sorot mata nya tepat di mataku

kau cantik dengan selendang itu

ucapnya mengurai langkah penghabisan

dan kita berpisah

cukup dari kejauhan
seberang pagar

Baso, 04th june 2014

Sabtu, 24 Mei 2014

Penghabisan


ini cerita, penghabisan

masa mengurai usia

tak dapat berkurang bertawar-tawar

dari dusun lari ke tanah sudah

menelusur jauh ilalang rayu, lalu

diseberang lautan beriak

lauk-pauk mati muda


sedang si Laila berlara-lara

dibuai seloka menghujam hati

di ulu

indah di dengar

namun pedih dirasa

baginda Raja tak beri isyarat

sepucuk suratpun tidak!

Tersungkur larut pada lara

hanya nasib di dekap


sedang pada Laila, baginda

tak patut dibaca

dilerai di penghabisan

; memperturutkan nafsu cinta

rela di rajam dicaci si randa hina

nadinya menggelegak

rusuknya menyatu

dan pada tangannya ada nasib di genggam

sudah larut darah dengan air mata

rusuk dipalun kuat-kuat

bercita tak mati sesat


lagi pada Laila, baginda

diratap nafas penghabisan

tunduknya tak habis-habis

tak lengah ia pada cinta

meski nasib berenda duka dijantung

tekad telah dihunus


tekadnya berdarah-darah

pada penghabisan yang gelisah


sudah!


tentang Majnun- dari Laila

 

Bukittinggi, 24 mei 2014

Jumat, 24 Januari 2014

Kau

...kini dia bisa curi puisi mu,
puisi kau kirimkan dulu -ku kira- hanya utk ku

sudah itu simpatimu,

berikut hati mu!

Hati-hatilah sayang

si ida mulai jalang

sedikitpun jangan kau bukakan pintu

bukan kah yang kau sebut 'gadis' itu aku!

Kita sudah lewati ratusan malam, ribuan kisaran pagi, dan jutaan rindu

akhirnya,

aku takut di kesimpulan
;ini fantasi

sebut namaku lagi
sebut namaku lagi!!



Padang, 28 November 2013

Sajak-Sajak di Pinggang Perempuan

VI


mengitari purnama
Kekasih..
Ingat kah kau, ketika rahasia ini belum kita beri nama
ku menunggu mu d pintu belakang, didekat selokan kecil
disamping pasar ikan
kemudian kau datang dan berbisik ingin larikan ku,
tnpa pikir ku anggukan kepala
kau kayuh sepeda unta kepunyaan abah

kian kencang, ku kencangkan pula pelukan ku,
kemudian kita tapaki langit, mengayuh sepeda di pecahan purnama
lain kali kita ulangi, ku minta kuda
dan
kau janjikan sepuluh kuda satu warna..


Kiranya tak berlebihan jika kau berkehendak 'aku' yg seutuhnya,
maka pintalah!!

Padang, 25 Mei 2013

VII


Malam,
terlalu larut jika kita kupas rindu
sedang kau letih tulang membanting
baik kekasih,
besok kita ulangi lgi
rindu ku kan menyelinap sunyi dalam mimpimu
tunggu

masih Subuh, ku biarkan bayangan ku menjamah bayangan mu
lalu menyelinap dlam kain selimut mu
pandanglah mereka sama-sama resah..
Ah gila

Padang, 19 mei 2013

#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^

Sajak-Sajak di Pinggang Perempuan

III


Sebentar ini,
ku lumat renyah tawa mu
seketika
merebak rindu,
menjadi-jadi,
dalam
doa
tak putus-putus,
tunjuki aku!
Kan ku kubak rindu di jantung
terus
ku titip pada dahan mu
besok
lusa
memetik cinta yang ranum
kita!!

 Padang, 12 Juli 2013

IV

Mendekat subuh
kucicipi gelap tak kenyang
ku makan lilin tak kenyang pula
lalu azan.. Ku telan azan/
tak jua kenyang
baiklah, bukan saat utk kenyang sayang
sudahi..
Lalu menahan
nawaitu shaum

Padang, Edisi Ramadhan 12 Juli 2013

V


Waktu itu kau memakai baju merah

yg ku tau ku pakai baju putih
kita berjalan bergandengan tangan mesra
cinta kita seperti indonesia
Padang, 14 Juli 2013

#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^

Sunting Sajak-Sajak di pinggang Perempuan

I


Dulu
kita berkirim sajak
Surat mu dulu
bertukar kagum sembunyi-sembunyi
titip surat dari tetesan hujan
bahkan sinar rembulan
kini
kubaca lagi, sajak mu tak berubah
tetap pada deret yg sama
kau cintai ku
sejadi-jadinya

Padang, 16 agust 2013

II


Hujan di batas senja
biarkan rindu ku basah,
mengalir
menelusur
di relung
nganga rindu mu


Jika Tuhan hendak beri kuasa
ingin ku hentikan waktu barang semasa
tak ingin sebentar bersama

selamat jalan sayang, sudah ini kita jalin cinta
di guratan waktu
kian nyala..

Padang, 27 agust 2013

#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^