Sabtu, 24 Mei 2014

Penghabisan


ini cerita, penghabisan

masa mengurai usia

tak dapat berkurang bertawar-tawar

dari dusun lari ke tanah sudah

menelusur jauh ilalang rayu, lalu

diseberang lautan beriak

lauk-pauk mati muda


sedang si Laila berlara-lara

dibuai seloka menghujam hati

di ulu

indah di dengar

namun pedih dirasa

baginda Raja tak beri isyarat

sepucuk suratpun tidak!

Tersungkur larut pada lara

hanya nasib di dekap


sedang pada Laila, baginda

tak patut dibaca

dilerai di penghabisan

; memperturutkan nafsu cinta

rela di rajam dicaci si randa hina

nadinya menggelegak

rusuknya menyatu

dan pada tangannya ada nasib di genggam

sudah larut darah dengan air mata

rusuk dipalun kuat-kuat

bercita tak mati sesat


lagi pada Laila, baginda

diratap nafas penghabisan

tunduknya tak habis-habis

tak lengah ia pada cinta

meski nasib berenda duka dijantung

tekad telah dihunus


tekadnya berdarah-darah

pada penghabisan yang gelisah


sudah!


tentang Majnun- dari Laila

 

Bukittinggi, 24 mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar