Taukah kau, Da
aku begitu berasa kau buat asing,
mestinya ada aku pada detik-detik senggang mu
Da, aku sedang berkaca pada cermin
meraba-raba kepala yg saban waktu kau sebut keras
entahlah.. Aku begitu tak mau kau abaikan
aku begitu resah kau acuhkan
lalu, Da
harus bagaimana aku padamu?
Bisakah aku kau jadikan sahabat?
Tempat berbual-bual hal-hal konyol dan geli
tempat mengutuk prosa-prosa biadab
atau bahkan tempat lembab bagi hati-hati yang kadang-kadang basah
jangan buat aku tiba-tiba kedil, Da
bahkan tak sampai secuil
kau yang paling tau
lalu,
kau yang paling aku!
June, 2014
ini sajak bukan untuk si *iDa*
berdiri di atas standar, berjalan di atas rata-rata, berlari menuju kutub optimal. besar di keluarga sederhana dan bersahaja. sejak menjelma menjadi zigot di dampingi dua saudara kembar, berbagi tempat di rahim "ama-Lismar" yg tak lebih lebar dari telapak tangan seorang "apa- Mhd Syawir". beliau berpituah tetaplah selalu bangga jadi biasa. namun punya mimpi jdi luar biasa. --Rahma Syukriah Binti Mhd Syawir Zaidan--
Senin, 16 Juni 2014
Rabu, 04 Juni 2014
Pagi dan Selendang Bali
waktu
itu masih terang-terang kuku
tuan tegak di seberang pagar
matanya binar
air muka nya tak jelas
aku tak paham benar
lama ia pandangi sekujurku
sorot mata nya tepat di mataku
kau cantik dengan selendang itu
ucapnya mengurai langkah penghabisan
dan kita berpisah
cukup dari kejauhan
seberang pagar
Baso, 04th june 2014
tuan tegak di seberang pagar
matanya binar
air muka nya tak jelas
aku tak paham benar
lama ia pandangi sekujurku
sorot mata nya tepat di mataku
kau cantik dengan selendang itu
ucapnya mengurai langkah penghabisan
dan kita berpisah
cukup dari kejauhan
seberang pagar
Baso, 04th june 2014
Sabtu, 24 Mei 2014
Penghabisan
ini cerita, penghabisan
masa mengurai usia
tak dapat berkurang bertawar-tawar
dari dusun lari ke tanah sudah
menelusur jauh ilalang rayu, lalu
diseberang lautan beriak
lauk-pauk mati muda
sedang si Laila berlara-lara
dibuai seloka menghujam hati
di ulu
indah di dengar
namun pedih dirasa
baginda Raja tak beri isyarat
sepucuk suratpun tidak!
Tersungkur larut pada lara
hanya nasib di dekap
sedang pada Laila, baginda
tak patut dibaca
dilerai di penghabisan
; memperturutkan nafsu cinta
rela di rajam dicaci si randa hina
nadinya menggelegak
rusuknya menyatu
dan pada tangannya ada nasib di genggam
sudah larut darah dengan air mata
rusuk dipalun kuat-kuat
bercita tak mati sesat
lagi pada Laila, baginda
diratap nafas penghabisan
tunduknya tak habis-habis
tak lengah ia pada cinta
meski nasib berenda duka dijantung
tekad telah dihunus
tekadnya berdarah-darah
pada penghabisan yang gelisah
sudah!
tentang Majnun- dari Laila
Bukittinggi, 24 mei 2014
Jumat, 24 Januari 2014
Kau
...kini dia bisa curi puisi mu,
puisi kau kirimkan dulu -ku kira- hanya utk ku |
sudah itu simpatimu,
berikut hati mu!
Hati-hatilah sayang
si ida mulai jalang
sedikitpun jangan kau bukakan pintu
bukan kah yang kau sebut 'gadis' itu aku!
Kita sudah lewati ratusan malam, ribuan kisaran pagi, dan jutaan rindu
akhirnya,
aku takut di kesimpulan
;ini fantasi
sebut namaku lagi
sebut namaku lagi!!
Padang, 28 November 2013
Sajak-Sajak di Pinggang Perempuan
VI
Kekasih..
Ingat kah kau, ketika rahasia ini belum kita beri nama
ku menunggu mu d pintu belakang, didekat selokan kecil
disamping pasar ikan
kemudian kau datang dan berbisik ingin larikan ku,
tnpa pikir ku anggukan kepala
kau kayuh sepeda unta kepunyaan abah
kian kencang, ku kencangkan pula pelukan ku,
kemudian kita tapaki langit, mengayuh sepeda di pecahan purnama
lain kali kita ulangi, ku minta kuda
dan
kau janjikan sepuluh kuda satu warna..
Kiranya tak berlebihan jika kau berkehendak 'aku' yg seutuhnya,
maka pintalah!!
Padang, 25 Mei 2013
VII
Malam,
terlalu larut jika kita kupas rindu
sedang kau letih tulang membanting
baik kekasih,
besok kita ulangi lgi
rindu ku kan menyelinap sunyi dalam mimpimu
tunggu
masih Subuh, ku biarkan bayangan ku menjamah bayangan mu
lalu menyelinap dlam kain selimut mu
pandanglah mereka sama-sama resah..
Ah gila
Padang, 19 mei 2013
#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^
mengitari purnama |
Ingat kah kau, ketika rahasia ini belum kita beri nama
ku menunggu mu d pintu belakang, didekat selokan kecil
disamping pasar ikan
kemudian kau datang dan berbisik ingin larikan ku,
tnpa pikir ku anggukan kepala
kau kayuh sepeda unta kepunyaan abah
kian kencang, ku kencangkan pula pelukan ku,
kemudian kita tapaki langit, mengayuh sepeda di pecahan purnama
lain kali kita ulangi, ku minta kuda
dan
kau janjikan sepuluh kuda satu warna..
Kiranya tak berlebihan jika kau berkehendak 'aku' yg seutuhnya,
maka pintalah!!
Padang, 25 Mei 2013
VII
Malam,
terlalu larut jika kita kupas rindu
sedang kau letih tulang membanting
baik kekasih,
besok kita ulangi lgi
rindu ku kan menyelinap sunyi dalam mimpimu
tunggu
masih Subuh, ku biarkan bayangan ku menjamah bayangan mu
lalu menyelinap dlam kain selimut mu
pandanglah mereka sama-sama resah..
Ah gila
Padang, 19 mei 2013
#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^
Sajak-Sajak di Pinggang Perempuan
III
Sebentar ini,
ku lumat renyah tawa mu
seketika
merebak rindu,
menjadi-jadi,
dalam
doa
tak putus-putus,
tunjuki aku!
Kan ku kubak rindu di jantung
terus
ku titip pada dahan mu
besok
lusa
memetik cinta yang ranum
kita!!
Padang, 12 Juli 2013
IV
Mendekat subuh
kucicipi gelap tak kenyang
ku makan lilin tak kenyang pula
lalu azan.. Ku telan azan/
tak jua kenyang
baiklah, bukan saat utk kenyang sayang
sudahi..
Lalu menahan
nawaitu shaum
V
Waktu itu kau memakai baju merah
yg ku tau ku pakai baju putih
kita berjalan bergandengan tangan mesra
cinta kita seperti indonesia
Padang, 14 Juli 2013
#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^
Sebentar ini,
ku lumat renyah tawa mu
seketika
merebak rindu,
menjadi-jadi,
dalam
doa
tak putus-putus,
tunjuki aku!
Kan ku kubak rindu di jantung
terus
ku titip pada dahan mu
besok
lusa
memetik cinta yang ranum
kita!!
Padang, 12 Juli 2013
IV
Mendekat subuh
kucicipi gelap tak kenyang
ku makan lilin tak kenyang pula
lalu azan.. Ku telan azan/
tak jua kenyang
baiklah, bukan saat utk kenyang sayang
sudahi..
Lalu menahan
nawaitu shaum
Padang, Edisi Ramadhan 12 Juli 2013
V
Waktu itu kau memakai baju merah
yg ku tau ku pakai baju putih
kita berjalan bergandengan tangan mesra
cinta kita seperti indonesia
Padang, 14 Juli 2013
#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^
Sunting Sajak-Sajak di pinggang Perempuan
I
Dulu
kita berkirim sajak
bertukar kagum sembunyi-sembunyi
titip surat dari tetesan hujan
bahkan sinar rembulan
kini
kubaca lagi, sajak mu tak berubah
tetap pada deret yg sama
kau cintai ku
sejadi-jadinya
Padang, 16 agust 2013
II
Hujan di batas senja
biarkan rindu ku basah,
mengalir
menelusur
di relung
nganga rindu mu
Jika Tuhan hendak beri kuasa
ingin ku hentikan waktu barang semasa
tak ingin sebentar bersama
selamat jalan sayang, sudah ini kita jalin cinta
di guratan waktu
kian nyala..
Padang, 27 agust 2013
#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^
Dulu
kita berkirim sajak
Surat mu dulu |
titip surat dari tetesan hujan
bahkan sinar rembulan
kini
kubaca lagi, sajak mu tak berubah
tetap pada deret yg sama
kau cintai ku
sejadi-jadinya
Padang, 16 agust 2013
II
Hujan di batas senja
biarkan rindu ku basah,
mengalir
menelusur
di relung
nganga rindu mu
Jika Tuhan hendak beri kuasa
ingin ku hentikan waktu barang semasa
tak ingin sebentar bersama
selamat jalan sayang, sudah ini kita jalin cinta
di guratan waktu
kian nyala..
Padang, 27 agust 2013
#Repost catatan Lama Gudang puisi ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)