ini cerita, penghabisan
masa mengurai usia
tak dapat berkurang bertawar-tawar
dari dusun lari ke tanah sudah
menelusur jauh ilalang rayu, lalu
diseberang lautan beriak
lauk-pauk mati muda
sedang si Laila berlara-lara
dibuai seloka menghujam hati
di ulu
indah di dengar
namun pedih dirasa
baginda Raja tak beri isyarat
sepucuk suratpun tidak!
Tersungkur larut pada lara
hanya nasib di dekap
sedang pada Laila, baginda
tak patut dibaca
dilerai di penghabisan
; memperturutkan nafsu cinta
rela di rajam dicaci si randa hina
nadinya menggelegak
rusuknya menyatu
dan pada tangannya ada nasib di genggam
sudah larut darah dengan air mata
rusuk dipalun kuat-kuat
bercita tak mati sesat
lagi pada Laila, baginda
diratap nafas penghabisan
tunduknya tak habis-habis
tak lengah ia pada cinta
meski nasib berenda duka dijantung
tekad telah dihunus
tekadnya berdarah-darah
pada penghabisan yang gelisah
sudah!
tentang Majnun- dari Laila
Bukittinggi, 24 mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar